Conchindonesia.com - Kenaikan harga adalah sebuah siklus ekonomi yang sulit untuk dihindari dan sangatlah kompleks faktor penyebabnya. Jika kenaikan harga menyangkut barang-barang kebutuhan pokok seperti bahan pangan, makanan minuman kemasan, sandang dan kesehatan lalu meluas ke berbagai produk lainnya maka bisa digolongkan sebagai inflasi. Yakni sebuah kondisi perekonomian yang boleh dibilang sangatlah buruk yang selalu dihindari semua ahli ekonomi (ekonom) seluruh negara di dunia. Namun jika harga barang yang naik itu hanya sebatas barang-barang tertentu saja maka tidak bisa digolongkan sebagai kondisi inflasi. Masih aman-aman saja!
Dalam dua pekan ini harga kusen UPVC merek Conch sedang naik tajam di pasar Indonesia. Karena kenaikan ini dipicu oleh krisis energi dari pabrikan asalnya di negara China. |
Penyebab Harga Kusen UPVC Naik
Harga semua produk pada dasarnya akan naik seiring waktu. Hukum permintaan dan penawaran (supply demand) berlaku di semua lini bisnis. Namun, beberapa hari belakangan ini, bagi anda yang bergerak di bisnis aplikator atau kontraktor UPVC khususnya merek Conch, boleh dibilang situasinya kurang bagus. Mengapa? Karena harga UPVC naik begitu tajam hampir menembus 50% dari yang semula sekitar Rp 28.000 per kg untuk warna putih, sekarang sudah naik menjadi sekitar Rp 40.000 per kg. Mungkin minggu depan atau bulan depan akan naik lagi. Tak ada yang bisa memastikannya. Apakah bisa turun? Bisa, tetapi jika kenaikan belum dapat diprediksi maka turun pun jangan terlalu banyak berharap. Yang ada mungkin kita sebut harga yang lebih "stabil". Tidak naik terlalu tajam di waktu yang relatif singkat.
Kenaikan harga UPVC merek Conch dan mungkin merek-merek lainnya sebenarnya sederhana. Jika umpama harga kusen aluminium naik, bisa dipastikan harga UPVC pun akan naik apapun mereknya. Bahan bangunan naik biasanya barang-barang yang berhubungan dengan konstruksi bangunan pun pasti naik. Bahkan kenaikan harga besi pun bisa sejalan dengan kenaikan aluminium dan UPVC. Anda yang berbisnis sebagai aplikator atau fabrikasi UPVC tinggal memantau harga kusen aluminium atau bahkan besi. Karena antara kusen kayu, kusen aluminium dan kusen UPVC masih satu kategori produk yang sama.
Mengapa harga UPVC Conch naik secara mendadak? Sebenarnya tidak mendadak jika kita mengetahui sebab muasalnya. Karena dari beberapa bulan sebelumnya para ahli ekonomi sudah memprediksikan bahwa negara China menyimpan banyak masalah pelik soal pertumbuhan ekonomi. Tak lain karena di negara asalnya China sedang terjadi krisis energi. Silakan melacak beritanya sudah tayang di mana-mana baik siaran televisi, radio apalagi media online.
Karena krisis energi ini membuat pemerintah China menjatah pasokan listrik ke setiap perusahaan atau wilayah. Tak beda jauh seperti pemadaman listrik ala PLN yang masih terjadi di beberapa kota di Indonesia. Yang tidak mendapat jatah otomatis harus tidur, bangun, makan, kencing atau bahkan berwik-wik ria dalam gelap gulita. Di China, pabrik-pabrik serta perusahaan-perusahaan yang tidak kebagian jatah (padam listriknya atau pasokan energinya berkurang) harus antrian berproduksi atau menurunkan kuota produksi. Dengan demikian secara tidak langsung ongkos produksi menjadi mahal. Pasokan menjadi berkurang. Jika ingin memproduksi normal harus membeli atau menambah energi dalam hal ini batubara. Itupun belum tentu diizinkan karena sudah dijatah oleh pemerintah. Ongkos produksi naik, harga jual pun naik. Mana maulah pengusaha rugi? Pasokan berkurang, permintaan meningkat, harga pun naik dengan sendirinya. Hukum ekonomi! Inilah yang membuat UPVC Conch naik tajam!
Jadi sekarang anda sudah paham mengapa harga UPVC Conch bisa naik belakangan ini! Dari sananya sudah naik otomatis di sini jualnya pun naik. Secara tidak langsung harga jual akhir kita ke end-user dalam bentuk custom jadi pun harus disesuaikan.
Solusi Jika Harga Kusen UPVC Naik
Sekarang kita coba cari solusinya. Sebenarnya tidak ada solusi yang jitu karena UPVC Conch adalah produk impor. Jika dari negara asalnya sudah naik, pasti di pasar ekspor mana pun juga bakalan naik. Meski demikian sebagai aplikator atau fabrikator UPVC, ada beberapa saran yang barangkali bisa membantu. Kami menyebutnya sebuah solusi meski bukan solusi yang benar-benar paten.
Pertama-tama, jika punya modal usaha yang cukup atau uang menganggur terutama profit dari bisnis UPVC - daripada cuma ditaruh di bank - lebih baik dialokasikan sebagai stok produk. Lakukan sekarang juga sebelum harga makin menggila! Saatnya memasukkan batangan-batangan profil UPVC Conch yang paling sering dipergunakan konsumen, yang paling laris di kota anda, yang paling banyak orang memintanya dari anda, baik dari tipe atau warna. Jadikan stok di workshop, bengkel atau gudang anda.
Mengapa? Jika tidak distok lalu bulan depan naik lagi, secara tidak langsung anda sudah mendapatkan bahan baku dengan harga terbaru yang jauh lebih tinggi. Sebenarnya tidak masalah karena memang kita harus menjual di atas harga pokok pembelian. Namun jika sudah stok, kita bisa menjual mengikuti kenaikan harga namun kita menikmati margin yang lebih tinggi sebab kita sudah stok banyak sebelum harganya naik. Anda pasti pahamlah yang begini-begini tanpa perlu dijelaskan lagi.
Tetapi harus diingat: stoklah hanya untuk profil-profil batangan UPVC CONCH yang paling laris atau paling banyak orang minta sesuai lokasi daerah anda. Salah satunya adalah misalnya dari warna. Jangan ikuti saran orang atau kami! Teman anda yang berbisnis UPVC di kota Medan lalu ramai permintaan warna urat kayu, sementara di kota anda ramai warna putih maka anda jangan mengikuti teman anda. Jangan hanya karena takut harganya naik maka semua profil UPVC anda borong apalagi merek-merek UPVC yang belum bisa dipastikan kualitasnya! Hanya yang benar-benar sering anda pergunakan atau paling banyak dimintai konsumen di kota anda. Jika warna putih paling laris maka stoklah warna putih lebih banyak sementara warna lain untuk pelengkap saja. Sebaliknya jika warna hitam yang paling laris maka stoklah warna hitam lebih banyak dari warna putih. Hanya anda sendiri yang tahu sesuai pengalaman anda di bisnis fabrikasi UPVC ini. Tiap-tiap kota mungkin punya konsumen yang berbeda-beda. Kami hanya menjelaskan gambaran kasarnya saja.
Kedua, menskedul ulang (reschedule) semua penawaran atau perjanjian kerja proyek yang belum deal, yang belum anda tandatangani, yang masih dalam tahap pembangunan fisik awal atau belum dilakukan proses pembayaran. Tak perlu kuatir tidak jadi atau batal karena memang harga UPVC pada naik semua. Konsumen mau ambil di manapun tetap sama. UPVC naik pasti kusen aluminium juga naik meski bisa saja tidak setinggi UPVC karena aluminium pabriknya ada di dalam negeri. Jika memang karena UPVC naik lalu developer, owner atau pemberi kerja berhenti memakai UPVC dan kembali ke aluminium apalagi kayu, ya biarkan saja. Sudah jelas ada produk yang lebih bagus tetapi kembali ke produk lama ya tidak bisa kita paksakan juga. Biarkan mereka mencobanya sendiri. Capek jelasin ke mereka!
Tetapi menurut pengalaman kami, hampir tidak ada yang kembali ke aluminium karena jika itu owner atau mereka yang sudah tahu dan sudah merasakannya sendiri keunggulan UPVC di rumah pribadi mereka. Jika itu developer yang mengejar keuntungan dari pembangunan lalu dijual kembali biasanya tetap memilih aluminium. Harga aluminium jelas lebih murah dan banyak pilihannya. Karena semua itu dibangun untuk dijual, bukan untuk didiami sendiri.
Ketiga, selalu ingat di setiap penawaran harga yang dilayangkan atau disodorkan kepada calon konsumen atau calon pembeli pastikan tertera bunyi:
"harga tidak mengikat dan bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu".
atau
"penawaran ini berlaku selama 2 minggu....3 minggu....satu bulan....dst.."
Anda yang atur sendiri. Ya kurang lebih bunyinya untuk menerangkan bahwa penawaran kusen UPVC bisa berubah sewaktu-waktu sebelum proses pembelian atau transaksi disetujui. Bisa per hari, per minggu atau per bulan.
Semoga bermanfaat!